Namun, di balik angka penghematan dan janji kinerja optimal, muncul pertanyaan yang belum banyak dijawab: bagaimana dampaknya terhadap keseimbangan hidup ASN? Bagaimana nasib pegawai di daerah dengan sinyal internet lemah? Dan apakah kebijakan ini benar-benar siap diterapkan merata di seluruh Jawa Barat?
Apa Itu Skema WFH 50-50 dan Bedanya dengan Sebelumnya?
Berbeda dengan November yang hanya WFH di hari Kamis, mulai Desember ini setiap hari kerja dibagi dua: separuh ASN bekerja dari rumah, separuh lagi dari kantor, dengan jadwal bergantian yang diatur masing-masing OPD. Pengawasan dilakukan melalui aplikasi K-Mob yang mencatat kehadiran digital dan progres tugas secara real-time.
Wakil Gubernur Jabar, Erwan Setiawan, menegaskan bahwa pelayanan publik tetap prioritas utama dan tidak boleh terganggu. Hasil evaluasi dua bulan ke depan akan menjadi penentu apakah skema ini dipermanenkan mulai 2026.
Manfaat yang Sudah Terlihat dan yang Masih Jarang Dibahas
Pemprov memperkirakan penghematan operasional bisa mencapai Rp5 miliar per bulan dari berkurangnya konsumsi listrik, air, dan bahan bakar kendaraan dinas. Selain itu, berkurangnya jumlah kendaraan di jalan raya Bandung dan sekitarnya diprediksi menurunkan emisi karbon serta mengurangi kemacetan yang selama ini menjadi momok.
Yang jarang disentuh media: kebijakan ini juga membantu UMKM lokal. ASN yang bekerja dari rumah cenderung lebih sering memesan makanan atau berbelanja di warung dekat rumah, sehingga perputaran ekonomi di tingkat desa dan kelurahan meningkat.
Dampak Nyata pada ASN: Lebih dari Sekadar Hemat Biaya
Banyak ASN, terutama perempuan yang memiliki anak kecil atau merawat orang tua, menyambut baik fleksibilitas ini. Waktu perjalanan yang biasanya 1-2 jam bisa dialihkan untuk keluarga atau istirahat lebih cukup. Namun, ada sisi lain yang belum banyak diungkap:
- Di wilayah selatan dan timur Jabar (Garut, Tasikmalaya, Cianjur, Sukabumi bagian selatan), sinyal internet masih sering putus-putus, membuat rapat virtual dan laporan online jadi sulit.
- ASN senior (usia 50 tahun ke atas) kerap kesulitan beradaptasi dengan aplikasi baru dan meeting online.
- Monitoring ketat melalui K-Mob justru menimbulkan tekanan baru bagi sebagian pegawai, terutama yang rumahnya kecil atau banyak gangguan.
Tips Sukses Menjalani WFH 50-50 bagi ASN Jabar
Agar kebijakan ini benar-benar membawa manfaat, berikut langkah praktis yang bisa langsung diterapkan:
- Buat jadwal harian yang tegas: tentukan jam mulai dan selesai kerja, serta waktu khusus untuk istirahat.
- Siapkan pojok kerja tetap di rumah dengan pencahayaan dan kursi yang nyaman.
- Manfaatkan fitur offline di aplikasi-aplikasi kerja agar tetap produktif saat sinyal lemah.
- Komunikasikan kendala teknis sejak dini ke atasan agar dapat solusi cepat.
- Jaga kesehatan mental dengan tetap bergerak minimal 30 menit sehari dan batasi kerja lembur di rumah.
Pelajaran dari Provinsi Lain
DKI Jakarta yang sudah lebih dulu full hybrid sejak 2023 melaporkan produktivitas naik 15 persen, tapi juga menemui masalah serupa soal kesenjangan akses internet. Jawa Tengah memilih pendekatan parsial dan memberikan subsidi kuota bagi pegawai di daerah terpencil—langkah yang bisa ditiru Jabar.
Menuju 2026: Harapan dan Tantangan
Jika evaluasi Desember positif, skema 50-50 ini berpotensi menjadi model nasional sekaligus mendorong kabupaten/kota di Jabar serta sektor swasta untuk mengadopsi pola kerja serupa. Yang terpenting, keberhasilan kebijakan ini tidak hanya diukur dari berapa rupiah yang dihemat, tapi juga seberapa bahagia dan produktif ASN dalam menjalankannya.
Bagaimana pengalaman Anda hari pertama atau kedua menerapkan WFH 50-50 ini? Silakan bagikan di kolom komentar—suara Anda penting untuk perbaikan kebijakan ke depan.



No comments:
Post a Comment